HELLO AGAIN GUYS! J
Setelah
membahas apa itu marketing, sejarah marketing, hingga Marketing 3.0 ala Philip Kotler, tema marketing kali ini akan membahas bagaimana cara membangun brand yang kuat lewat marketing.
Barbara
Kahn (seorang Professor Marketing di Wharton School) menyampaikan trik-trik
jitunya tentang gimana caranya membangun sebuah brand yang dirangkum dalam artikel ini. Keep reading ya guys!
Kalau
Philip Kotler membawakan marketing dengan
jargon Marketing 3.0, Barbara Kahn
punya jargon Marketing 101.

Marketing 101 ini merupakan dasar dari marketing dan berfokus pada gimana
caranya membangun brand yang kuat.
Market itu kegiatan pertukaran antara seller dan buyer.
Nah, dari
kegiatan tersebut ada yang dikenal seller’s
market dan buyer’s market.
Seller’s market itu berarti si penjual mempunyai
barang, jika pembeli ingin membelinya maka pembeli harus datang kepadanya. So, seller has all the power.
Sedangkan buyer’s market itu suatu market yang terjalin dengan berbagai
kompetisi. Banyak produk yang tersedia sehingga yang punya power adalah si buyer.
Kegiatan marketing yang terjalin di seller’s market itu juga bisa disebut product focus market. Karena pembeli
harus datang kepada penjual ketika hendak membeli barang, maka penjual juga
harus menginovasi produknya dan mengurangi cost
produk sehingga profit yang diperoleh datang dari banyaknya pembelian. Selling as much as you can!
So, pendapatan
yang tinggi, cost yang rendah, dan more profit adalah goal dari product focused
market.
Selain product focused market, ada juga customer focused market. Apalagi tuh?

Customer focused marketing itu marketing
yang berfokus pada gimana caranya memenuhi keinginan dan kebutuhan customer.
Lho terus apa yang customer inginkan? Siapa customer
nya?
Penting
untuk diingat kalau nggak bisa semua keinginan dan kebutuhan customer itu terpenuhi. Karena banyak sekali
manusia di dunia ini dan keinginan mereka tidaklah selalu sama. Tidak ada orang
yang bisa selalu, harus, dan bisa memenuhi kebutuhannya, lagian kesempurnaan
hanya milik Tuhan kan? Hehehe.

Oleh karena
itu, di customer focused marketing harus
dipilih dulu siapa target customer nya
atau lakukan segmentasi customer agar
proses deliver value produk penjual
dapat tersampaikan ke customer, dan
memenuhi keinginan customer.

Asal
keinginan dan kebutuhannya terpenuhi, customer
sanggup untuk membayarnya meski dengan harga yang mahal. So, profit yang didapat di customer focused marketing bukanlah
berdasarkan volume pembelian, namun dari gimana membuat value ke customer.
Karena
penjual dapat memberikan apa yang diinginkan si pembeli, maka marketing tidak hanya soal transaksi
melainkan sesuatu yang dapat membangun loyalitas customer. Ketika seorang penjual terus menerus berhasil
menyampaikan value kepada customer, customer menjadi terpuaskan.
Nah, loyalitas itulah merupakan ‘cost’ dari
value yang tersampaikan.
Pada customer focused marketing, penjual juga
bisa menawarkan produknya lebih dari satu untuk menambah profit si penjual. Hal
tersebut bernama cross selling.
Misalnya di Mcdonald. Ketika pembeli membeli burger, kasir akan menawarkan produk makanan lain seperti kentang goreng atau soft drink.

Marketplace
Adanya
globalisasi, internet, teknologi, dan media sosial membawa dampak adanya
perubahan marketplace. Marketplace saat
ini tidak hanya dijalin oleh penjual dan pembeli, namun juga pembeli dengan
pembeli lainnya.
Hal
tersebut bisa membawa dampak yang baik dan dampak yang buruk.
Dampak yang
baik bila antar pembeli saling curhat kalau service
suatu perusahaan itu memuaskan. Nah, dampak buruknya itu bisa muncul kalau
antar customer saling cerita
berdasarkan pengalaman mereka berbelanja di suatu tempat mengalami kejadian
yang tidak mengenakkan misalnya pelayanan kasir yang tidak ramah atau produk
yang diperoleh ternyata tidak sesuai harapan. Pengalaman customer itu dapat mengnfluence
customer lainnya.

Ketika
terjadi peristiwa dimana customer kehilangan
kepercayaan, maka penjual harus membangun kembali hubungan yang baik lewat discipline manner dan bersikap
transparan terhadap customer untuk memperoleh
kepercayaan customer.
Marketing
Orientation
Berdasarkan
segala sesuatu yang dipaparkan sebelumnya, dapat diketahui terdapat beberapa
orientasi marketing, yaitu:
1. Product
Orientation
-
Fokus
pada produk dan inovasinya
-
Mengurangi cost produksi
-
Market share menentukan profit
2. Customer
Orientation
-
Produk yang
beragam sesuai keinginan customer
-
Mendeliver value ke customer dengan produk yang berkualitas
-
Loyalitas customer menentukan profit
3. Experiental
Market
-
Berdasarkan
pengalaman customer
-
Dapat
terjadinya transformasi karena customer yang
membuat value terhadap suatu
perusahaan (dengan menceritakan pengalamannya kepada customer lain)
-
Antar customer yang saling bercerita baik
secara langsung maupun social media dapat
menentukan profit
4. Trust
Orientation
-
Kepercayaan
customer terhadap perusahaan terjalin
secara berkelanjutan
-
Mengurangi cost dapat menentukan profit yang
diperoleh
Principles
of Marketing
Menurut
Barbara Kahn, terdapat tiga prinsip dasar marketing,
yaitu:
1. Principle
of customer value
Jika seller ingin menyajikan sesuatu kepada customer, buatlah customer untuk
membeli dan tawarkan value yang
sesuai dengan keinginan dan kebutuhan customer.
2. Principle
of differentiation
Seller
harus memberikan apa yang diinginkan customer. Penawaran yang dilakukan seller harus terdiferensiasi atau
beragam untuk memenuhi kebutuhan customer
yang berbeda-beda.
3. Principle
of segmentation, targeting, and positioning
Ketika seller memutuskan untuk memilih customer
focused market, seller tersebut tidak bisa memenuhi kebutuhan semua orang
(hanya segmen orang tertentu yang dijadikan target customer). Seller harus
fokus memilih segmen customer mana
yang ditarget agar brand si seller sesuai dan menjawab kebutuhan customer.
The
Tools of marketing
Kemudian
bagaimana caranya menyampaikan tiga prinsip tersebut kepada customer?
Caranya
menggunakan tools yang dikenal dengan
4P, yaitu:
1. Product
Katakanlah ada 1 seller dan 1 buyer. Apa
yang diberikan seller untuk
ditukarkan kepada buyer adalah produk
jualannya.
2. Price
Apa yang diberikan buyer kepada seller untuk
memperoleh produk adalah uang yang sesuai dengan harga yang ditawarkan seller.
3. Promotion
Cara seller berkomunikasi dengan buyer
mengenai keunggulan produk jualannya biasa disebut dengan kegiatan promosi.
Promosi juga bisa dilakukan lewat iklan atau sales person.
4. Place
Bagaimana
seller bertemu dengan customer ditentukan oleh tempatnya. Bisa
bertemu lewat toko secara langsung atau hanya bertemu di dunia maya (online).

Sebagai
tambahan..
Marketing tidak melulu mengejar profit lho, gaes..
Marketing bisa juga dilakukan pada kegiatan non profit seperti aksi penggalangan
donor darah. Jika mau dikupas apa saja tools
of marketing atau 4P yang ada di
aksi donor darah, hayuk boleh aja..

Produknya apa emang? Darah si pendonor?
Hmm.. darah
si pendonor itu lebih tepat dikatakan sebagai price. Karena darah itu apa yang diberikan oleh si pendonor kepada si
penggalang aksi donor darah.
Trus apa produknya dong?
Secara
mudahnya, yang disebut ‘produk’ adalah suatu tanda atau penghargaan kepada
pendonor kalau pendonor tersebut sudah mendonorkan darahnya. Bisa lewat sticker, makanan dan minuman sehat, atau
bukti tertulis kalau pendonor sudah mendonorkan darahnya untuk berbagi dengan
orang lain sebanyak berapa kali.
Ohh gitu.. terus mana ada kegiatan
promosi untuk donor darah?
Ada dong. Petugas
donor darah pastinya bilang pentingnya untuk berbagi dengan sesama, terus
mereka juga bilang kalau donor darah itu juga baik untuk kesehatan. Nah itu tuh
promosinya.
Tempatnya?
Biasanya
pendonor bisa langsung datang ke tempat donor darah, saat ini juga banyak aksi
donor darah dengan ‘jemput bola’ pendonor pakai mobil kan?
Ternyata marketing juga bisa kan untuk kegiatan non profit? Hehehe.
Kesimpulan...
Cara
membangun sebuah brand marketing yang
kuat pada intinya adalah cara si seller menyampaikan
value kepada customer yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan customer. Penyampaian value yang ditawarkan harus menyasar
tepat ke customer yang tepat pula,
oleh karena itu segmentasi dan penargetan customer
penting adanya.
Jangan lupa
seller juga harus menyiapkan strategi
jitu dengan ‘alat-alat’ marketing yaitu
4P. Mau seperti apa produknya, harga yang ditawarkan, berkomunikasi dengan customer lewat offline atau online, dan
sarana promosi apa yang sesuai dengan produk yang ditawarkan.

0 komentar:
Posting Komentar