Populasi menjadi isu yang penting dalam
sistem sustainability.
Pada artikel
kali ini akan dibahas seperti apakah bentuk kurva populasi manusia itu. Menurut
Jonathan Tomkin mengenai kurva populasi dari konteks ekologi, terdapat dua
macam kurva yaitu kurva J dan kurva S. Penamaan kurva J dan S tersebut
disebabkan karena bentuk kurvanya menyerupai huruf J dan huruf S.
Kurva J merupakan jenis kurva yang
menggambarkan jumlah populasi yang terus meningkat pada awalnya. Namun hingga pada
batas tertentu, jumlah populasi akan menurun tajam. Contohnya adalah populasi
rusa kutub di Pulau Matius di Laut Bering, sekitar pesisir Alaska. Pada tahun
1944, sebanyak 29 rusa kutub mulai tinggal di pulau tersebut. Semakin
bertambahnya tahun, jumlah rusa kutub semakin bertambah. Hingga sekitar tahun
1960, populasi rusa kutub mencapai 6000. Namun pada tahun 1963, badai salju
turun terus menerus. Untuk bertahan hidup, rusa kutub memakan semua pakan
ternak yang ada tanpa memperhatikan jumlah pakan yang tersedia. Sehingga pada
akhirnya banyak rusa kutub yang menderita kelaparan dan pada tahun 1965, rusa
kutub yang ada berjumlah 42 ekor saja. Tragisnya pada tahun 1980 dinyatakan
bahwa tidak ada rusa kutub yang tersisa di pulau tersebut.
Sedangkan kurva S merupakan jenis kurva
yang menggambarkan jumlah populasi meningkat namun mempertimbangkan keberadaan
sumber daya alam yang tersedia. Contoh populasi kurva S ini adalah populasi
sel. Pertumbuhan sel terjadi pada cawan petri dengan sumber makanan yang
terbatas. Pertumbuhan sel tidak berlangsung secara eksponensial karena sel yang
bertambah akan mengurangi jumlah makanan sehingga pertambahan sel menjadi
melambat.
Pada kurva J disebutkan bahwa pada titik
tertentu akan terjadi penurunan jumlah populasi secara drastis. Batas tertentu
tersebut dikenal dengan carrying
capacity. Carrying capacity sama dengan batas jumlah populasi maksimum yang
diperbolehkan untuk bertahan hidup dengan mempertimbangkan sumber daya yang
ada. Pertambahan jumlah rusa kutub sangat pesat pada awalnya namun menjadi turun
karena melewati kapabilitas yang ada (carrying
capacity) yaitu peristiwa habisnya makanan atau sumber daya yang ada. Rusa
kutub tersebut memakan semua pakan yang tersedia tanpa berpikir musim
berikutnya masih bisa makan atau tidak. Karena sistem yang berlangsung tidak
seimbang antara jumlah populasi dan jumlah sumber daya, maka terjadi crash atau penurunan populasi secara
drastis. Jumlah populasi tidak boleh melebihi carrying capacity, setidaknya jumlah populasi harus berada di bawah
carrying capacity agar populasinya
tetap hidup.
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa
kurva J itu tidak sustainable, sedangkan
kurva S itu sustainable karena jumlah
populasinya dilambangkan berada di bawah carrying
capacity yang berarti mempertimbangkan sumber daya yang tersedia.
Permasalahan yang akan dibahas saat ini
adalah...
Seperti apakah kurva populasi manusia?
Seperti kurva J ataukah kurva S?
Beberapa orang berpendapat bahwa populasi
manusia saat ini sudah melebihi carrying
capacity. Apabila hal tersebut benar, maka populasi manusia dihadapkan pada
kenyataan kurva J, yaitu penurunan populasi manusia besar-besaran. Bukan hal
yang tidak mungkin peristiwa tersebut dapat terjadi, mengingat manusia suka
mengeksploitasi sumber daya alam yang tersedia mulai dari sumber energi hingga
sumber makanan.
Keberadaan populasi manusia yang mendekati
batas carrying capacity sangatlah
masuk akal. Karena fakta menunjukkan 38% dari lahan dunia digunakan untuk lahan
pertanian. Oleh karena itu populasi menjadi isu yang sangat penting dari
keberlanjutan hidup dunia dan generasi yang akan datang. Jika memang benar
populasi manusia saat ini seperti kurva J, maka populasi manusia dihadapkan
pada peristiwa crash yang luar biasa
besar.
Apabila hal itu terjadi maka populasi
manusia akan habis tak tersisa.

0 komentar:
Posting Komentar