Welcome to my blog!

This is my lecture materials in Industrial Engineering. Please feel free and enjoy to read :)

Sustainable Manufacturing

World needs your help for a better future!

Marketing Management

We know that marketing fullfill our life and our needs.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 22 September 2016

Paper beats plastics?

Seorang ahli di bidang sustainable bernama Leyla Acaroglu dalam video harian yang ditayangkan oleh Ted Talks berbicara mengenai penggunaan kertas dan plastik, serta sistem manusia saat ini yang dihubungkan dengan bidang sustainable.

Bayangkan kamu berada di supermarket membeli makanan dan kamu diberikan pilihan mau pakai plastik atau tas belanja dari kertas. 
Mana yang kamu pilih sebagai bahan yang baik untuk lingkungan?

Hasil gambar untuk "confuse"

Sebagian besar orang memilih tas belanja yang terbuat dari kertas. 

Hasil gambar untuk "paper shopping bag"

Tas belanja dari kertas dipilih karena sifatnya yang biodegradable, dapat digunakan kembali, dan dapat didaur ulang. Tas belanja yang terbuat dari plastik sering dipandang buruk dan dapat merusak lingkungan. Namun pada kenyataannya banyak orang tidak memikirkan hal seperti ini.

Pada kenyataan yang terjadi saat ini, ketika kita dihadapkan pada pilihan yang kompleks, manusia lebih cenderung memilih solusi yang simple atau praktis. 
Leyla juga bekerja di bidang desain dimana seringkali customer meminta penggunaan bahan atau material desain yang ramah lingkungan. Menurut Leyla, material yang ramah lingkungan tersebut cukup kompleks, perlu dibahas dengan seksama karena ketika suatu hal berhubungan dengan lingkungan maka sangat penting untuk dibahas bagaimana material tersebut agar tidak memberikan dampak buruk terhadap lingkungan. Manusia harus memperlakukan lingkungan dengan baik sesuai dengan environmental folklore. Environmental folklore sangatlah penting karena manusia berusaha untuk melakukan yang terbaik untuk lingkungan. Tetapi bagaimana caranya tahu bahwa kita telah mengurangi dampak lingkungan dengan aksi kita sebagai manusia dan masyarakat yang mempunyai lingkungan yang alami
Segala sesuatu hal mengenai environmental folklore itu berdasarkan pengalaman kita dan segala sesuatu hal yang kita dengar dari orang lain. Manusia hidup pada suatu sistem yang cukup kompleks. Sistem kehidupan manusia meliputi bagaimana manusia berkomunikasi dan berelasi dengan masyarakat. Selain itu manusia mempunyai sistem industri yang menopang ekonomi masyarakat dan bermanfaat untuk mengoperasikan berbagai sistem industri. Kemudian sistem ekosistem juga mempengaruhi sistem kehidupan manusia. Oleh karena itu, setiap pilihan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup dapat memberikan dampak pada sistem-sistem yang ada. Oleh karena itu manusia penting untuk menganut sistem sustainability terhadap sistem-sistem yang kompleks tersebut dan membuat pilihan terbaik bagi lingkungan. Apa yang harus dilakukan oleh manusia akan hal tersebut adalah learn to do more with less.

Hasil gambar untuk "do more with less"

Populasi manusia terus bertambah dan semua orang menyukai mobile phone terutama dalam zaman ini. Oleh karena itu saat ini manusia membutuhkan sesuatu yang inovatif untuk mengatasi masalah lingkungan.
Sesuatu yang inovatif tersebut bernama life cycle thinking. Segala sesuatu yang dibuat tergantung seperti apa stage life cycle nya. Life cycle bertujuan untuk memperoleh gambaran bagaimana sistem mempengaruhi lingkungan. Dimulai dari ekstraksi bahan baku, kemudian manufacturing, manusia melihat segala sesuatu yang berhubungan dengan packaging dan transportasi, penggunaan produk, dan pada tiap stage life cycle hal yang penting adalah interaksi dengan lingkungan, dan memonitor bagaimana interaksi dapat mempengaruhi sistem dan service yang kehidupan di bumi menjadi lebih baik.

Berbicara mengenai sustainability, maka segala sesuatunya benda yang terlibat sebaiknya bersifat biodegradable (mudah terurai dengan alami). Biodegradability merupakan suatu properti material dan bukan definisi keuntungan dari lingkungan.
Ketika sesuatu itu alami adanya seperti sesuatu dari selulosa seperti roti, sisa makanan, kertas dan segala sesuatu yang alami dapat terdegradasi secara alami di alam juga.
Sebagian besar sesuatu yang alami tidak selalu berakhir di alam. Dan yang terutama, sisa atau waste dari produksi sering berakhir di landfill atau tempat pembuangan. Tempat pembuangan merupakan lingkungan yang berbeda. Pada tempat pembuangan, molekul karbon terdegradasi pada berbagai macam cara karena tempat pembuangan bersifat anaerobik. Pembuangan tersebut tidak memperoleh oksigen, tersusun dengan padatnya dan bersuhu panas.

Hasil gambar untuk "landfill"

Molekul tersebut dapat berubah menjadi metana dan metana itu 25 kali lebih berpotensi menjadi gas rumah kaca daripada gas karbon dioksida. Sebagai contoh, sayuran seperti selada dan produk lainnya yang terbuat dari material biodegradable jika berakhir di tempat pembuangan sampah dapat menyebabkan terjadinya perubahan iklim. Fasilitas-fasilitas yang ada saat ini yang dapat menangkap metana dan membuat suatu power seperti kekuatan bahan bakar. Manusia harus dapat mengidentifikasi bagaimana manusia dapat mulai untuk mengungkit hal seperti ini dan memulai untuk mendesain sistem yang dapat mengatasi masalah lingkungan. Karena saat ini, banyak sekali orang yang memang melarang penggunaan plastik dan apa yang terjadi di tempat pembuangan sama seperti sebelumnya maka dampak buruk terhadap lingkungan menjadi dua kali lebih besar.
Di dunia saat ini sering terjadi fenomena yang mengakibatkan ketidakstabilan suatu sistem. Fenomena yang terjadi adalah tingginya perilaku konsumsi yang ditunjukkan oleh masyarakat saat ini. Tingginya perilaku konsumsi manusia telah menyebabkan berbagai waste yang dapat mencemari lingkungan. Kemudian perilaku konsumsi manusia yang tinggi juga berdampak pada penggunaan energi yang semakin bertambah. Sebagai contoh pada produk kulkas. Adanya kulkas dapat memungkinkan manusia menjadi lebih konsumtif pada pembelian makanan. Orang-orang lebih cenderung membeli makanan sebanyak mungkin, padahal belum tentu makanan tersebut dapat habiskan. Orang-orang beranggapan bahwa dengan adanya kulkas maka makanan menjadi lebih awet sehingga dapat mengurangi adanya sisa makanan. Kenyataan di US, sebanyak 40% makanan yang dibeli sering terbuang sia-sia karena hanya menjadi sisa makanan. Sebagian dari masyarakat di dunia yang memproduksi makanan terbuang dengan sia-sia. Seperti itulah fakta yang terjadi di United States.
Di United Kingdom menyatakan bahwa masalah kedua pada lingkungan adalah waste dari soggy lettuces. Masyarakat menyukai dan meminati fasilitas kulkas yang menawarkan crisper drawers, akan tetapi hal tersebut masih menyebabkan sayur yang disimpan menjadi layu, sehingga sayur tersebut pada akhirnya akan dibuang dan menyebabkan waste yaitu sisa sayuran. Bayangkan bila banyak sayur yang dibuang maka sama dengan manusia menyia-nyiakan nutrisi yang ada, pupuk, cahaya matahari, dan air yang semuanya berfungsi untuk proses penanaman sayur. Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya sistem kehidupan yang tidak sustainable pada life cycle atau siklus kehidupan lingkungan.

Peristiwa selanjutnya yang terjadi di United Kingdom adalah penggunaan teko listrik untuk teh yang berlebihan. Sebanyak 97% warga di UK menggunakan teko tersebut sehingga teko listrik tersebut sangat populer adanya. 

Hasil gambar untuk "teko listrik"

Penggunaan teko listrik diketahui tidak efisien adanya. Hal tersebut disebabkan karena sebanyak 65% orang di UK memakai teko listrik dengan cara diisi hingga penuh untuk merebus air padahal mereka hanya perlu untuk segelas air teh saja. Air yang berlebih tersebut menghabiskan energi listrik yang diketahui bahwa energi tersebut dapat menjadi energi untuk penerangan di Inggris pada malam hari.
Apabila banyak orang berbuat seperti peristiwa tersebut, maka berapa banyak energi yang terbuang sia-sia dari teko listrik?

Electronic waste juga merupakan salah satu isu penting berikutnya yang dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Electronic waste yang menumpuk sering disebabkan banyak orang ingin mengganti barang elektroniknya yang lama dengan barang elektronik terbaru. 

Hasil gambar untuk "electronic waste"

Padahal barang elektronik lama tersebut masih dapat dipakai. Hal tersebut juga dapat menyebabkan suatu sistem menjadi tidak sustainable. Sebagai contoh nyata, suatu komunitas di Ghana mendapatkan 50 juta tumpukan electronic waste. Mereka membakar electronic waste tersebut di udara terbuka untuk menemukan emas dan barang berharga lainnya.
Melihat kenyataan-kenyataan di atas, dapat diketahui bahwa konsumsi merupakan masalah terbesar terhadap lingkungan dan desain suatu produk yang inovatif dapat menjadi solusi akan hal tersebut. Saat ini produk inovatif banyak bermunculan dimana-mana. Setiap orang bisa mulai untuk berinovasi dengan sustainability sebagai parameternya atau sebagai kriteria solusi produk yang baik dan ramah terhadap lingkungan.
Jika kita mempunyai kertas atau plastik, maka kertas merupakan pilihan terburuk karena kertas mempunyai berat 4-10 kali daripada plastik dan dapat dibandingkan bahwa 1 kilogram plastik dengan 1 kilogram kertas maka berat kertas lebih ringan. Namun secara fungsional  plastik atau kertas untuk menampung barang belanjaan itu tidak selalu melihat mana material yang terbaik. Plastik sebagai penampung barang belanjaan hanya membutuhkan jumlah plastik yang sedikit daripada sekilo kertas sebagai tas belanja. Oleh karena itu fungsi suatu material mendefinisikan dampak lingkungan yang terjadi.
Sebagai manusia yang hidup di era zaman ini, manusia harus dapat bersikap bijak terhadap material yang akan digunakan dan bijak bagaimana material tersebut berdampak terhadap lingkungan dan masa depan manusia. Material baik yang terbuat dari plastik maupun kertas tidak akan berdampak buruk terhadap lingkungan apabila manusia dapat menggunakannya dengan benar. 

Rabu, 14 September 2016

Marketing 3.0

Marketing 3.0, tentang apakah itu?

Hasil gambar untuk marketing 3.0

Banyak perusahaan menggunakan marketing 1.0, sebagian melakukan marketing 2.0, dan beberapa sekarang melakukan marketing 3.0.Tidak ada marketing yang bisa melompat langsung dari 1.0 menuju 3.0. Semua harus dilakukan secara bertahap.

Marketing 1.0 adalah marketing untuk menarik pikiran customer dimanapun perusahaan dapat menemukan customer.

Marketing 2.0 adalah marketing yang menarik customer dengan mengetahui berbagai hal mengenai customer yang dituju serta mencoba untuk dekat dan melayani customer dengan baik.

Marketing 3.0 adalah marketing untuk mengetahui bahwa customer tu lebih dari sekadar seseorang yang tertarik pada produk yang ditawarkan.
Kunci dari marketing 3.0 adalah membentuk manusia sebagai pusat dari marketing.
Cara perusahaan dalam melaksanakan market nya yaitu secara terpadu menyatukan visi, misi, dan nilai dari masing-masing stakeholders.
Implementasi marketing 3.0 ini dengan menyelesaikan isu global seperti kemiskinan dan lingkungan.
Pada intinya, marketing 1.0 berpusat pada produk (product centric), marketing 2.0 berpusat pada konsumen (consumer centric), dan marketing 3.0 berpusat pada manusia.

Hasil gambar untuk marketing 3.0

Basic Marketing
1. Positioning
Positioning adalah mempersilahkan konsumen mengetahui bagaimana perbedaan suatu perusahaan dengan kompetitornya dalam menawarkan barang.

2. Segmentation
Segementation adalah kebenaran bahwa perusahaan tidak bisa melayani semua orang dengan tingkat kepuasan yang sama. Contohnya pada Mcdonalds yang mempunyai brand journalism yaitu QSCV (Quality Service Cleanliness Value).

Hasil gambar untuk mcdonald

Yang harus mereka tekankan adalah cara untuk membedakan bagaimana cara meraih konsumen remaja, ibu-ibu, anak-anak, kalangan lansia, dan lain-lain. Mcdonalds mempunyai pesan yang konsisten pada QSCV pada tiap segmen market.

Perbedaan pada marketing 2.0 dan 3.0 adalah menambah dimensi-dimensi tersebut dari perhatian masyarakat dan dunia.

Marketing Mix
Saat ini konsep marketing product sering berdasarkan 4P (Product, Price, Place, Promotion)
Pada marketing di masa depan, 4P tersebut disertai dengan cocreation pada perusahaan. Cocreation mendeskripsikan pendekatan baru akan suatu inovasi. Terdapat cara baru dalam membuat produk dan perusahaan dapat berkolaborasi dengan konsumen, supplier, dan partner kerja untuk membuat inovasi terbaru.
Hasil gambar untuk cocreation
Marketing 3.0 mempunyai cakupan yang luas, tidak hanya apa yang perusahaan lakukan pada customer, perusahaan juga mempunyai market untuk karyawan, perusahaan mempunyai market untuk distributor dan supplier karena  perusahaan harus dapat yang berpartner dengan karyawan terbaik, supplier terbaik, serta distributor terbaik pula. Perusahaan tidak akan berhasil melakukan inovasi dan meraih kesuksesan jika melakukan market secara sendirian.
Perkataan me-market-kan karyawan bukan berarti memanipulasi karyawan. Maksudnya adalah perusahaan mampu memahami keadaan karyawan dan kebutuhan mereka sehingga karyawan bangga terhadap perusahaan mereka.

Hasil gambar untuk employee and company

Storytelling in marketing
Marketing itu lebih dari sekedar percakapan apa yang membentuk image perusahaan dan barnd nya. Misalnya penggunaan twitter. Twitter tidak hanya sekadar membuat status namun juga dapat menemukan keyword dan akan banyak status yang muncul saat keyword diketik. Hal tersebut berarti bahwa jika ada mention perusahaan dan partnernya, mereka harus menyadari bahwa mereka sedang dibicarakan. 

Hasil gambar untuk mention twitter

Percakapan dan storytelling sangat penting adanya. Akan ada cerita buruk tentang perusahaan, dan cerita yang baik pula. Jika ada cerita yang buruk, hal tersebut dapat bermanfaat sebagai masukan kepada perusahaan untuk meningkatkan tingkat kepuasan konsumen dan memperbaiki marketing yang ada agar perusahaan bisa lebih baik lagi.

Social Networks
Media sosial saat ini membentuk suatu revolusi dalam marketing modern dan tidak ada perusahaan yang menginginkan kualitas kerja yang buruk. Suatu perusahaan tidak terlalu suka memindahkan budget promosi ke media sosial, hal tersebut dianggap sebagai suatu kesalahan karena mengiklankan di TV jauh lebih bergengsi. 

Hasil gambar untuk iklan tv

Perusahaan masih menggunakan media tradisional seperti iklan di TV dari 10% budget promosi yang ada. Ada perusahaan yang menganggarkan 50% dari budget promosi ke media sosial dan hal tersebut merupakan kesalahan. Karena perusahaan harus belajar mana yang lebih efektif sebagai media promosi pertama kalinya. Perusahaan yang melakukan promosi ke media sosial harus menampilkan kehadiran atau presence mereka di target konsumen yang ada.
Contoh perusahaan yang menggunakan media sosial untuk meningkatkan jumlah konsumen adalah Coca Cola. Coca Cola mempunyai page di facebook yang menjabarkan sejarah produk, memberikan kesempatan bagi calon konsumen untuk mengomentari produk, dan berbagi cerita antar konsumen. Kegiatan tersebut akan menarik minat orang untuk membaca dan mengunjungi page facebook tersebut.

Hasil gambar untuk coca cola facebook

Malthus

Populasi manusia secara global mencapai 7 milyar orang pada tahun 2012. Rata-rata tingkat pertambahan populasi sebesar 1%. Apabila kenaikan tersebut dibiarkan, maka 70 tahun kemudian akan terdapat 14 milyar orang di dunia.
Apa yang terjadi setelah itu?
Seseorang bernama Thomas Malthus pada tahun 1798 mengemukakan pendapatnya mengenai hal tersebut. 
Hasil gambar untuk thomas malthus

Berikut penjelasannya:
1. Pertumbuhan populasi manusia bertambah secara eksponensial

2. Keberadaan makanan bertambah secara aritmatika

Populasi bertambah secara eksponensial dimana semakin bertambahnya waktu jumlah populasi akan dikali dua. Sedangkan makanan seiring berjalannya waktu juga bertambah namun bertambah secara konstan (ditambah dua).
Ketika kedua persamaan tersebut disatukan akan menjadi seperti berikut:

Pada kurva yang dihasilkan dari kedua persamaan tersebut diketahui bahwa populasi manusia melebihi sumber makanan yang ada.
Titik pertemuan yang dibentuk dari kedua kurva disebut point of crisis atau malthusian catastrophe. Pada malthusian catastrophe, standar kehidupan populasi tidak bisa meningkat. Setelah populasi mencapai batasnya, populasi akan turun pada level tertentu.

Malthusian catastrophe saat ini belum terjadi. Karena teknologi saat ini membantu manusia dalam menghemat energi sehingga menambah jumlah sumber daya yang dibutuhkan. Selain itu gerakan penghijauan dan kemampuan baru dalam menghasilkan sumber daya juga akan meningkatkan sumber daya yang dibutuhkan manusia.

Namun populasi manusia semakin lama semakin bertambah. Sumber daya alam juga mempunyai batasnya. Apabila tidak diiringi dengan gerakan penghijauan dan teknologi baru bukan hal yang mustahil jikalau Malthusian catastrophe terjadi.

Malthusian vs Neo- Malthusian
Malthusian adalah prediksi yang dibuat Thomas Malthus pada tahun 1798.
Semenjak Malthus mengemukakan pendapatnya, populasi di Inggris justru meningkat pesat. Saat ini Inggris lebih kaya daripada kondisi Inggris 200 tahun lalu. Hal tersebut terjadi karena adalnya revolusi industri sehingga kondisi Inggris lebih baik dari sebelumnya. Peristiwa ini menggambarkan bahwa pertambahan populasi tidak membuat masyarakat miskin.



Neo-Malthusian adalah prediksi yang dibuat masyarakat saat ini sebagai prediksi Malthusian yang baru.
Sebagai contoh pendapat Paul Ehrlich tahun 1967 mengemukakan bahwa peperangan takdir umat manusia sudah berakhir. Setelah pendapat tersebut dikemukakan justru populasi manusia bertambah lebih banyak dan manusia lebih kaya dari sebelumnya.

 

Pendapat mengenai Malthusian justru memunculkan kejadian yang berbeda dari pendapat itu sendiri yaitu semakin bertambahnya kekayaan, semakin sedikit penderita buta huruf, dan semakin kesehatan manusia membaik.
Kita harus menyikapi Malthusian secara bijak karena bisa saja hal itu terjadi atau prediksi tersebut dikemukakan terlalu dini. Satu hal yang pasti untuk diketahui bahwa semua pasti ada batasnya begitu pula dengan halnya sumber daya yang ada. Oleh karena itu manusia harus secara bijak menggunakan sumber daya alam yang ada agar generasi selanjutnya bisa menikmati pula sumber daya alam yang ada saat ini.

Growth Curve

Populasi menjadi isu yang penting dalam sistem sustainability. 
Pada artikel kali ini akan dibahas seperti apakah bentuk kurva populasi manusia itu. Menurut Jonathan Tomkin mengenai kurva populasi dari konteks ekologi, terdapat dua macam kurva yaitu kurva J dan kurva S. Penamaan kurva J dan S tersebut disebabkan karena bentuk kurvanya menyerupai huruf J dan huruf S.

Kurva J merupakan jenis kurva yang menggambarkan jumlah populasi yang terus meningkat pada awalnya. Namun hingga pada batas tertentu, jumlah populasi akan menurun tajam. Contohnya adalah populasi rusa kutub di Pulau Matius di Laut Bering, sekitar pesisir Alaska. Pada tahun 1944, sebanyak 29 rusa kutub mulai tinggal di pulau tersebut. Semakin bertambahnya tahun, jumlah rusa kutub semakin bertambah. Hingga sekitar tahun 1960, populasi rusa kutub mencapai 6000. Namun pada tahun 1963, badai salju turun terus menerus. Untuk bertahan hidup, rusa kutub memakan semua pakan ternak yang ada tanpa memperhatikan jumlah pakan yang tersedia. Sehingga pada akhirnya banyak rusa kutub yang menderita kelaparan dan pada tahun 1965, rusa kutub yang ada berjumlah 42 ekor saja. Tragisnya pada tahun 1980 dinyatakan bahwa tidak ada rusa kutub yang tersisa di pulau tersebut.
Sedangkan kurva S merupakan jenis kurva yang menggambarkan jumlah populasi meningkat namun mempertimbangkan keberadaan sumber daya alam yang tersedia. Contoh populasi kurva S ini adalah populasi sel. Pertumbuhan sel terjadi pada cawan petri dengan sumber makanan yang terbatas. Pertumbuhan sel tidak berlangsung secara eksponensial karena sel yang bertambah akan mengurangi jumlah makanan sehingga pertambahan sel menjadi melambat.


Pada kurva J disebutkan bahwa pada titik tertentu akan terjadi penurunan jumlah populasi secara drastis. Batas tertentu tersebut dikenal dengan carrying capacity. Carrying capacity sama dengan batas jumlah populasi maksimum yang diperbolehkan untuk bertahan hidup dengan mempertimbangkan sumber daya yang ada. Pertambahan jumlah rusa kutub sangat pesat pada awalnya namun menjadi turun karena melewati kapabilitas yang ada (carrying capacity) yaitu peristiwa habisnya makanan atau sumber daya yang ada. Rusa kutub tersebut memakan semua pakan yang tersedia tanpa berpikir musim berikutnya masih bisa makan atau tidak. Karena sistem yang berlangsung tidak seimbang antara jumlah populasi dan jumlah sumber daya, maka terjadi crash atau penurunan populasi secara drastis. Jumlah populasi tidak boleh melebihi carrying capacity, setidaknya jumlah populasi harus berada di bawah carrying capacity agar populasinya tetap hidup.


Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kurva J itu tidak sustainable, sedangkan kurva S itu sustainable karena jumlah populasinya dilambangkan berada di bawah carrying capacity yang berarti mempertimbangkan sumber daya yang tersedia.

Permasalahan yang akan dibahas saat ini adalah...
Seperti apakah kurva populasi manusia? Seperti kurva J ataukah kurva S?

Beberapa orang berpendapat bahwa populasi manusia saat ini sudah melebihi carrying capacity. Apabila hal tersebut benar, maka populasi manusia dihadapkan pada kenyataan kurva J, yaitu penurunan populasi manusia besar-besaran. Bukan hal yang tidak mungkin peristiwa tersebut dapat terjadi, mengingat manusia suka mengeksploitasi sumber daya alam yang tersedia mulai dari sumber energi hingga sumber makanan.


Keberadaan populasi manusia yang mendekati batas carrying capacity sangatlah masuk akal. Karena fakta menunjukkan 38% dari lahan dunia digunakan untuk lahan pertanian. Oleh karena itu populasi menjadi isu yang sangat penting dari keberlanjutan hidup dunia dan generasi yang akan datang. Jika memang benar populasi manusia saat ini seperti kurva J, maka populasi manusia dihadapkan pada peristiwa crash yang luar biasa besar.

Apabila hal itu terjadi maka populasi manusia akan habis tak tersisa.

Rabu, 07 September 2016

Sustainability and Population Growth

Populasi manusia terus bertambah seiring berjalannya waktu dimana jumlah populasi manusia saat ini lebih besar dibandingkan jumlah populasi manusia di masa lampau. Perkembangan populasi manusia dapat digambarkan seperti distribusi eksponensial. Semakin bertambahnya jumlah manusia akan semakin membahayakan eksistensi kondisi lingkungan sekitar, mengingat manusia sering mengeksploitasi sumber daya alam di lingkungan secara berlebihan.

Hasil gambar untuk populasi manusia

Terdapat persamaan matematika yang menjabarkan populasi manusia dapat merusak lingkungan yang bernama persamaan IPAT. Berikut adalah rumus persamaan IPAT:

I = P x A x T

Keterangan:
I = Impact
P = Population
A = Affluence
T = Technology

Namun rumus tersebut tidak spesifik menjelaskan seperti apa affluence yang dimaksud. Oleh karena itu terdapat persamaan yang lebih spesifik yang bernama sustainability impact equation sebagai berikut:

SI = P x C/P x I/C

Keterangan:
SI = Sustainability Impact
P = Population
C/P = Consumption per capita
I/C = Impact per consumption

Berdasarkan persamaan tersebut, diketahui bahwa apabila terjadi peningkatan populasi dua kali lipat (2P) maka akan menghasilkan dampak lingkungan yang dua kali lipat pula (2SI). Hal yang sama juga dapat terjadi apabila konsumsi per kapita meningkat dua kali lipat (2C/P) akan meningkatkan dampak lingkungan sebanyak dua kali lipat (2SI).

 Hasil gambar untuk teknologi penghemat energi

Namun apabila terdapat teknologi terbaru yang dapat menghemat energi, maka teknologi tersebut dapat mengurangi dampak lingkungan per unit konsumsi seperti rumus berikut:

½ SI = P x C/P x I/2C

Persamaan-persamaan tersebut secara tidak langsung menjelaskan bahwa peningkatan populasi manusia adalah hal yang buruk terhadap lingkungan. Secara singkatnya populasi manusia dianggap membawa dampak buruk yang merusak kondisi lingkungan. Pada kenyataannya kehidupan manusia secara nyata tidak sesimpel atau semudah persamaan IPAT. IPAT tidak dapat sepenuhnya berhasil memprediksi masa depan karena:

1. Persamaan tersebut tidak dapat dipastikan berfungsi untuk keadaan yang ada di masa depan. Persamaan IPAT dikatakan terdiri atas bagian-bagian yang tidak terikat satu sama lain yaitu populasi, konsumsi, dan teknologi. Pada kenyataannya hal tersebut tidak benar karena jika populasi bertambah, maka kebiasaan manusia terhadap konsumsi juga akan berubah dan bahkan dapat semakin bertambah pula transformasi teknologi yang terjadi. Berdasarkan hal tersebut maka rumus IPAT berubah sebagai berikut: 

I = P (A,T) x A (P,T) x T (A,P)

2. Aplikasi rumus IPAT cenderung keras terhadap adanya populasi dan kehidupan manusia. Persamaan IPAT menganggap populasi manusia dapat mengancam dan memberikan dampak buruk bagi lingkungan. Namun satu hal yang pasti, kehidupan manusia adalah suatu hal yang berharga. 

Hasil gambar untuk happy big family

Oleh karena itu, tingginya populasi manusia juga bukanlah hal yang buruk karena setiap manusia ingin menikmati kehidupan yang ada. Manusia juga membutuhkan konsumsi untuk kebutuhan hidup yang berarti bahwa manusia juga membutuhkan kekayaan untuk memenuhi konsumsi mereka. Oleh karena itu konsumsi juga bukanlah hal yang buruk. Tingkat konsumsi per orang atau GDP per orang menjadi tingkatan yang masuk akal untuk mengukur perkembangan manusia. Tingkat GDP tersebut secara akurat berhubungan dengan hal seperti edukasi, hak manusia, kesehatan, kesejahteraan, dan kebahagiaan suatu negara. Semakin tinggi tingkat GDP per orang maka akan semakin meningkat pula kepuasan hidup masyarakat tersebut. Sebagai contoh, Denmark yang disebut sebagai negara yang paling bahagia di dunia itu mempunyai tingkat GDP per orang yang tinggi pula.
Persamaan IPAT membuat kita berpikir bahwa populasi dan konsumsi manusia adalah hal yang salah. Pada kenyataannya populasi dan konsumsi manusia juga dapat memberikan dampak buruk terhadap lingkungan, namun populasi dan konsumsi juga mempunyai dampak yang baik terhadap diri manusia sendiri.

Introduction to Sustainability

Apa itu sustainability
Sustainability bisa mempunyai definisi yang berbeda-beda tergantung dari konteks dan sudut pandang yang diambil. Pada umumnya sustainability didefinisikan sebagai kemampuan suatu sistem untuk memenuhi kebutuhan saat ini tanpa memberi pengaruh negatif terhadap generasi selanjutnya dalam memenuhi kebutuhan mereka nantinya. 

Hasil gambar untuk sustainability

Pembelajaran mengenai sustainability akan membantu manusia untuk melihat keadaan bumi secara berkelanjutan meliputi lingkungan dan masyarakat di dalamnya. Isu mengenai sustainability yang paling penting meliputi populasi, pertanian, spesies dan ekosistem, energi, dan air. Manusia dan lingkungan berada dalam satu sistem kehidupan. Manusia selalu membutuhkan dan memanfaatkan kekayaan alam yang tersedia di lingkungan.

Hasil gambar untuk animasi manusia dan lingkungan

Namun manusia sering memanfaatkan kekayaan alam yang ada secara berlebihan dan tidak mengupayakan suatu usaha agar sumber daya alam yang ada tidak habis. 
Semakin sedikit sumber daya alam yang tersedia akan membahayakan ketersediaan sumber daya alam untuk generasi selanjutnya. Selain itu tingginya frekuensi penggunaan bahan kimia dan kendaraan bermotor akan mempengaruhi pencemaran udara yang merusak lingkungan. Banyak peristiwa eksploitasi lingkungan dan kurangnya kesadaran manusia untuk menjaga lingkungan. 

Hasil gambar untuk environmental damage

Salah satunya yaitu peristiwa menurunnya populasi koloni lebah di Amerika pada tahun 2006 yang mengakibatkan penurunan produksi madu. Hal tersebut terjadi karena penggunaan bahan pestisida dan banyaknya asap kendaraan bermotor yang mencemarkan udara lingkungan sekitar. 

Hasil gambar untuk penurunan koloni lebah di amerika

Permasalahan pada sistem sustainability adalah bagaimana kehidupan generasi selanjutnya. Kehidupan generasi selanjutnya akan seperti apa dapat ditentukan dari tindakan manusia di masa sekarang. Oleh karena itu manusia harus memperhatikan keadaan lingkungan saat ini dan menjaga sumber daya alam yang tersedia agar tidak habis.


Referensi tulisan:
Introduction to Sustainability - Jonathan Tomkin, PhD

History of Marketing

Apa itu Marketing?

Di era modern saat ini sudah banyak orang yang melakukan kegiatan jual beli barang atau jasa, baik secara online maupun offline. Mereka yang sukses berbisnis tentunya tidak melalui cara yang instan. Kegiatan jual beli ini tentu membutuhkan keahlian, dimana salah satunya adalah kemampuan marketing. 
Hasil gambar untuk marketing skill

Menurut Wikipedia, marketing atau pemasaran adalah aktivitas, serangkaian institusi, dan proses menciptakan, mengomunikasikan, menyampaikan, dan mempertukarkan tawaran yang bernilai bagi pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat umum.
Secara singkatnya, marketing itu meliputi suatu kegiatan komunikasi bisnis yang bertujuan untuk memberikan informasi suatu produk kepada pembeli.

Salah satu professor dan pengajar di bidang Marketing ialah Philip Kotler.
Kotler mulai mengajar marketing pada tahun 1962 di Kellogg School of Management, Northwestern University. Kotler percaya bahwa marketing adalah bagian yang penting dalam dunia ekonomi dan permintaan suatu produk dipengaruhi oleh harga, iklan, promosi, dan berbagai agen yang terlibat.

Hasil gambar untuk philip kotler

Pada bulan November 2012, Philip Kotler berkesempatan untuk menyampaikan materi mengenai marketing di Northwestern Law School dalam rangka Chicago Humanities Festival. Dengan judul Confessions of a Marketer, Philip Kotler membahas berbagai hal mengenai marketing. 

Nah, gimana sih marketing menurut Kotler? Mulai dari kapan marketing itu ada? atau siapa saja yang sukses dengan marketing?

Let's check it out powerpoint presentation berikut ini!