Marketing 3.0, tentang apakah itu?
Banyak perusahaan menggunakan marketing 1.0, sebagian melakukan marketing 2.0, dan beberapa sekarang
melakukan marketing 3.0.Tidak ada marketing yang bisa melompat langsung dari 1.0 menuju 3.0. Semua
harus dilakukan secara bertahap.
Marketing 1.0 adalah marketing untuk
menarik pikiran customer dimanapun
perusahaan dapat menemukan customer.
Marketing 2.0 adalah marketing yang
menarik customer dengan mengetahui
berbagai hal mengenai customer yang
dituju serta mencoba untuk dekat dan melayani customer dengan baik.
Marketing 3.0 adalah marketing untuk
mengetahui bahwa customer tu lebih
dari sekadar seseorang yang tertarik pada produk yang ditawarkan.
Kunci dari marketing 3.0 adalah membentuk
manusia sebagai pusat dari marketing.
Cara perusahaan dalam melaksanakan market
nya yaitu secara terpadu menyatukan visi, misi, dan nilai dari masing-masing stakeholders.
Implementasi marketing 3.0 ini dengan menyelesaikan isu global seperti
kemiskinan dan lingkungan.
Pada intinya, marketing 1.0 berpusat pada
produk (product centric), marketing
2.0 berpusat pada konsumen (consumer
centric), dan marketing 3.0 berpusat pada manusia.
Basic Marketing
1. Positioning
Positioning adalah
mempersilahkan konsumen mengetahui bagaimana perbedaan suatu perusahaan dengan
kompetitornya dalam menawarkan barang.
2. Segmentation
Segementation adalah
kebenaran bahwa perusahaan tidak bisa melayani semua orang dengan tingkat
kepuasan yang sama. Contohnya pada Mcdonalds yang mempunyai brand journalism yaitu QSCV (Quality Service Cleanliness Value).
Yang harus mereka
tekankan adalah cara untuk membedakan bagaimana cara meraih konsumen remaja,
ibu-ibu, anak-anak, kalangan lansia, dan lain-lain. Mcdonalds mempunyai pesan
yang konsisten pada QSCV pada tiap segmen market.
Perbedaan pada marketing 2.0 dan 3.0 adalah menambah dimensi-dimensi tersebut dari
perhatian masyarakat dan dunia.
Marketing Mix
Saat ini konsep marketing product sering berdasarkan 4P (Product, Price, Place, Promotion)
Pada marketing
di masa depan, 4P tersebut disertai dengan cocreation pada perusahaan.
Cocreation mendeskripsikan pendekatan baru akan suatu inovasi. Terdapat
cara baru dalam membuat produk dan perusahaan dapat berkolaborasi dengan
konsumen, supplier, dan partner kerja
untuk membuat inovasi terbaru.
Marketing 3.0 mempunyai cakupan yang luas,
tidak hanya apa yang perusahaan lakukan pada customer, perusahaan juga
mempunyai market untuk karyawan,
perusahaan mempunyai market untuk
distributor dan supplier karena perusahaan harus dapat yang berpartner dengan karyawan terbaik, supplier terbaik, serta distributor
terbaik pula. Perusahaan tidak akan berhasil melakukan inovasi dan meraih
kesuksesan jika melakukan market secara
sendirian.
Perkataan me-market-kan karyawan bukan berarti memanipulasi karyawan. Maksudnya
adalah perusahaan mampu memahami keadaan karyawan dan kebutuhan mereka sehingga
karyawan bangga terhadap perusahaan mereka.
Storytelling in marketing
Marketing
itu
lebih dari sekedar percakapan apa yang membentuk image perusahaan dan barnd nya.
Misalnya penggunaan twitter. Twitter tidak hanya sekadar membuat status namun
juga dapat menemukan keyword dan akan
banyak status yang muncul saat keyword diketik.
Hal tersebut berarti bahwa jika ada mention
perusahaan dan partnernya, mereka harus menyadari bahwa mereka sedang
dibicarakan.
Percakapan dan storytelling sangat
penting adanya. Akan ada cerita buruk tentang perusahaan, dan cerita yang baik
pula. Jika ada cerita yang buruk, hal tersebut dapat bermanfaat sebagai masukan
kepada perusahaan untuk meningkatkan tingkat kepuasan konsumen dan memperbaiki marketing yang ada agar perusahaan bisa
lebih baik lagi.
Social Networks
Media sosial saat ini membentuk suatu
revolusi dalam marketing modern dan
tidak ada perusahaan yang menginginkan kualitas kerja yang buruk. Suatu
perusahaan tidak terlalu suka memindahkan budget promosi ke media sosial, hal
tersebut dianggap sebagai suatu kesalahan karena mengiklankan di TV jauh lebih
bergengsi.
Perusahaan masih menggunakan media tradisional seperti iklan di TV dari
10% budget promosi yang ada. Ada perusahaan yang menganggarkan 50% dari budget
promosi ke media sosial dan hal tersebut merupakan kesalahan. Karena perusahaan
harus belajar mana yang lebih efektif sebagai media promosi pertama kalinya.
Perusahaan yang melakukan promosi ke media sosial harus menampilkan kehadiran
atau presence mereka di target
konsumen yang ada.
Contoh perusahaan yang
menggunakan media sosial untuk meningkatkan jumlah konsumen adalah Coca Cola.
Coca Cola mempunyai page di facebook yang menjabarkan sejarah
produk, memberikan kesempatan bagi calon konsumen untuk mengomentari produk,
dan berbagi cerita antar konsumen. Kegiatan tersebut akan menarik minat orang
untuk membaca dan mengunjungi page
facebook tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar